Posts

Showing posts from September, 2022

🌱AKTIVITAS Rehabilitasi Lahan di LINGKUP CDK WILAYAH PACITAN Bulan September

Image
                Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan (Permen LHK No.23 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan).              Cabang Dinas Kehutanan sebagai pelaksana Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan di Daerah tentunya mendukung kegiatan rehabilitasi yang ada di wilayah kerjanya. Kegiatan Rehabilitasi Lahan yang difasilitasi oleh CDK Wilayah Pacitan lebih sering difokuskan pada Rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan (hutan hak). Stake holder yang terlibat dalam kegiatan rehabilitasi antara lain:  Kementerian LHK, sebagai instansi pembina berbagai program rehabilitasi yang disalurkan melalui BPDAS HL Solo. Penyaluran program dapat berupa KBD, KBR, Agroforestry, hingga Penerapan Teknis Konservasi Lahan. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, berperan sebaga

🌱 Bedengan Swadaya Jenis Balsa, Wilayah Binaan Kecamatan Arjosari

Image
Bedengan Swadaya sebagai fasilitasi penyediaan jenis bibit ini mendukung berbagai tujuan kegiatan. Antara lain: penghijauan hutan rakyat, pengkayaan jenis, konservasi sumber mata air, kegiatan bina wana SWB, peremajaan tegakan pinus hingga penyediaan vegetasi pakan lebah klanceng. Bedengan Swadaya di Wilayah Binaan Kecamatan Arjosari dipilih jenis Balsa ( Ochroma pyramidale ), yaitu berada di Dusun Sidorejo, Desa Gayuhan, Kecamatan Arjosari Bedengan Swadaya di wilayah binaan sebagai langkah nyata kampanye Seger Tanpo AC, Semua Gerak Tanam Pohon untuk Anak Cucu. Jenis yang dipilih  menyesuaikan bentang alam lokasi yang dipilih dan tentunya berdasarkan diskusi serta aspirasi kelompok swakelola. Mulai jenis MPTS buah, pohon pelindung mata air, jenis Kayu komersil, hingga bunga Air Mata Pengantin, menjadi opsi yang dikembangkan pada Bedengan Swadaya Penyuluh Kehutanan. Tiap unit bedengan swadaya setidaknya harus memproduksi 1000 batang, sehingga diperkirakan sebanyak lebih dari 30.000 bata