Mengenal Aren bersama KTH Aren Lestari - Desa Temon, dalam rangka Sosialisasi dan Workshop Program Pemberdayaan Masyarakat LPPM INSTIPER Yogyakarta


        Tanaman aren hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi banyak tanaman jenis paku-pakuan.

        Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan), batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter batang dapat mencapai 0,5 meter. Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helai daun panjangnya dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lilin. Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. 

    Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis.Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.


        



       Salah satu manfaat terkenal pohon enau atau aren adalah nira yang digunakan untuk membuat gula aren. Selain itu, bagian lain seperti daunnya juga dapat digunakan untuk atap rumah tradisional dan produksi sapu ijuk. Di CDK Wilayah Pacitan, tanaman aren banyak dikembangkan sebagai salah satu komoditas unggulan kelola usaha KTH. Kelompok Tani Hutan Aren Lestari yang berlokasi di Dusun Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan.
        KTH Aren Lestari, pada Selasa 4 Oktober 2022, berkesempatan menjadi penerima manfaat program Pengabdian Masyarakat oleh Institut Pertanian (INSTIPER) Yogyakarta. Bertempat di Dusun Tenggar, yang telah menjadi Sentra pengolahan Gula Aren, dusun yang menjadi area pemasok bahan baku kelola Usaha KTH Aren Lestari. Tim LPPM Pemberdayaan Masyarakat diketuai oleh Ir. Erista Adisetya, MM, dosen yang juga Peneliti di Fakultas Pertanian INSTIPER. Dalam giat ini Tim LPPM juga menggandeng Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan, selaku pembina dan pendamping KTH Aren Lestari.
Hadir serta dalam acara ini :
1. Dosen dan Peneliti INSTIPER Yogyakarta
2. Kepala CDK Wilayah Pacitan
3. Kepala Desa Temon
4. Koordinator Penyuluh Kehutanan
5. PK kecamatan Arjosari
6. PKSM kecamatan Arjosari
7. Segenap KTH Aren Lestari









       Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan, membuka acara Sosialisasi dan Workshop yang diselenggarakan dalam rangka Pemberdayaan KTH melalui perbaikan Pengolahan Gula Aren dan Pelestarian Tanaman Aren. Beliau menegaskan bahwa tanaman aren perlu terus dilestarikan karena selain memberikan kontribusi kepada masyarakat dari sisi ekonomi, tanaman aren dinilai mampu berperan mempertahankan sumber mata air di sekitarnya dan sebagai upaya konservasi bentang alam yang rawan banjir.  
    Giat Sosialisasi dan Workshop diselenggarakan di Rumah Kepala Dusun Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Dusun ini ditetapkan sebagai Sentra Industri Pengolahan Gula Aren, dan sebagai pemasok bahan baku kelola Usaha KTH Aren Lestari. Sosialisasi dan workshop yang bertajuk  "Pemberdayaan KTH Aren Lestari melalui perbaikan Pengolahan Gula Aren dan Pelestarian Tanaman Aren" disambut baik oleh pemerintah Desa setempat. Jamiatin, Kepala Desa Temon, menyampaikan apresiasi positif kepada Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat LPPM INSTIPER, dan berpesan kepada peserta agar memanfaatkan kesempatan ini untuk menimba ilmu sehingga mampu berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat pengrajin gula Aren Desa Temon. 


      Ada beberapa segmentasi materi yang diberikan. Mulai paparan dasar budidaya tanaman aren, pengenalan karakter fisik tanaman aren, teknis penderesan nira, pengolahan menjadi produk gula aren bernilai ekonomis, dan sesi tanya jawab. Paparan inti dalam sosialisasi ini disampaikan formulasi disertai praktik (workshop) alternatif pemanfaatan rekayasa bahan serbuk manggis sebagai laru (campuran untuk mengurangi keasaman pada nira). Selama ini para penderes secara tradisional menggunakan temulawak karena turun temurun telah demikian. Dengan adanya workshop antara stake holder yang terlibat saling bertukar pengalaman dengan antusias, antara lain tentang:
(1) teknis penderesan nira (idealnya adalah mengucur bukan merembes)
(2) pengolahan menjadi gula aren bernilai ekonomis.
(3) keluh kesah naik turunnya pemasaran.

    Untuk optimalisasi kelangsungan workshop ini KTH Aren Lestari juga dibekali seperangkat alat pendukung yaitu Ph meter & refraktometer (pengukur parameter tingkat kekentalan) serta pengadaan cetakan gula aren berbahan kayu. Di akhir acara, dilakukan pembagian bibit tanaman aren varietas unggulan yaitu aren Genjah kepada seluruh peserta sosialisasi. Terkait Program Pemberdayaan Masyarakat, Tim LPPM INSTIPER Yogyakarta juga telah menjalin Mou dengan Pemerintah Kabupaten Pacitan menyepakati Program Pengabdian Masyarakat melalui Pendampingan Peningkatan Usaha berbasis Potensi Lokal (HumasCDKPacitan). 

Tanaman Aren, komoditas lokal kelas premium yang layak dibanggakan, akan terus dikawal pelestariannya. Salam Lestari~

Referensi gambar:
https://kejarcita.id/bank/questions/347545
https://rimbakita.com/pohon-aren/

Comments

Popular posts from this blog

INFOGRAFIS SEPUTAR KHDPK (Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus) dan Perhutanan Sosial

INFOGRAFIS BEDENGAN SWADAYA PENYULUH KEHUTANAN 2023 Kecamatan Arjosari

Perayaan HUT-RI ke-77 bersama CDK Wilayah Pacitan